Dada Sakit saat Patah Hati - Bagi yang telah mengalami patah hati, tentu akan sangat memahami bagaimana kondisi jantung dan fisik yang mereka alami saat itu. Kesedihan mendalam, kekecewaan yang berlipat, keputus asaan yang mendera, perasaan tidak dihargai, menjadikan suatu yang menyakitkan hati itu akan berdampak kepada fisik.
Patah hati menyebabkan seseorang memilih untuk menarik diri dari keramaian. Seseorang yang baru saja patah hati lebih suka sendirian dan merenung berlama-lama. Hal inilah yang menimbulkan kecemasan berlebihan yang disebut sindrom patah hati ('Brokenheart Syndrome').
Tahukah Anda bahwa rasa sakit yang diderita, penderitaan dan kesedihan dari luka-luka di hati bisa membunuh Anda? Itu benar.. Patah hati ternyata mematikan! Dan sayangnya, wanita kemungkinan besar berisiko terkena sindrom ini.
Institut Kesehatan Nasional (National Institute of Health) baru-baru ini melaporkan bahwa lebih dari 60 juta orang Amerika setiap tahun mencari pengobatan untuk kecemasan dan depresi sebagai akibat ketegangan mental yang mereka alami.
Wanita pada khususnya tampak terbebani saat mereka mengalami kesedihan mendalam. Lebih dari dua pertiga dari mereka mengunjungi dokter dan rumah sakit untuk memeriksa keluhan mereka. Seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Duke University bernama Mark Leary juga telah mempelajari perasaan menyakitkan, mengatakan bahwa hubungan antara rasa sakit dan patah hati masuk akal.
Bahayakah bila hati sakit pada saat sakit hati?
Penelitian ilmiah dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan bahwa perasaan negatif seperti rasa takut, marah, sedih, kesepian, cemas dan depresi dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik. Perasaan seperti itu benar-benar dapat menyebabkan suatu penyakit. Hati yang patah bisa menyebabkan penyakit fisik. Pasalnya, area yang sama di otak yang diaktifkan saat seseorang mengalami rasa sakit di tubuh mereka, juga menjadi aktif saat ia merasa ditolak oleh orang yang dicintai.Thomas Buckley, Lead Researcher of the Heart Foundation, “Perubahan fisik yang diderita oleh orang yang baru saja merasa kehilangan mendalam lebih signifikan terjadi pada jantungnya”. Buckley mengatakan 160 orang yang terlibat dalam penelitian ini, sebanyak50% mengalami kesedihan mendalam dan 6 kali lebih besar terkena risiko serangan jantung.
Pada saat mengalami kesedihan mendalam tekanan darah akan meningkat, detak jantung lebih cepat, perubahan sistem kekebalan tubuh dan pembentukan gumpalan darah yang menyumbat aliran darah bisa menyebabkan serangan jantung.
Sebuah studi dari Duke University yang diterbitkan di New England Journal of Medicine (2005) telah menunjukkan bahwa kadar hormon stres yang berlebihan, terutama zat mirip adrenalin yang beredar di darah, akan meningkat 3-4 kali dan berisiko terkena serangan jantung. Stres yang luar biasa diyakini menjadi penyebabnya. Dan kondisi ini bisa mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah. Untungnya, kebanyakan pasien mampu bangkit dan sembuh kembali. Tapi tetap saja sindrom ini jangan sampai diremehkan.
EmoticonEmoticon